Spread the love

Apa yang Dimaksud Puisi? 2022 – puisi, sastra yang menghidupkan kesadaran imajinatif terpusat pengalaman dari atau tanggapan emosional tertentu lewat bahasa yang diputuskan dan ditata untuk arti, suara, dan ritmenya.

Puisi ialah subyek yang luas, setua riwayat dan yang lebih tua, datang di mana saja agama datang, mungkin di bawah beberapa definisi—bentuk dasar dan khusus bahasa tersebut. Artikel ini cuma berniat untuk memvisualisasikan pada umumnya karakter-sifat tertentu puisi dan pertimbangan puitis secara kemungkinan dipandang seperti model pemikiran yang mandiri dalam makna tertentu. Dengan alami, tidak tiap adat atau tiap macam lokal atau pribadi dapat atau perlu dimasukkan, tapi artikel itu memvisualisasikan dengan contoh puisi yang sekitar di antara sajak anak-anak dan epik. Artikel ini mengulas kesusahan atau ketidakmungkinan mendeskripsikan puisi; kenalan manusia yang dekat dengannya ide wujud dalam puisi sebagai langkah berpikir dan sedikit yang dapat disebutkan dalam prosa mengenai semangat puisi.

Apa yang Dimaksud Puisi? 2022

Usaha untuk Mendeskripsikan Puisi

Puisi ialah langkah lain memakai bahasa. Kemungkinan dalam beberapa awalnya hipotetis hal tersebut salah satu langkah memakai bahasa atau cuma bahasa tout court, prosa jadi turunan dan tandingan yang lebih muda. Baik puisi atau bahasa secara model dipandang punya ritus dalam warga pertanian awal; dan puisi terutamanya, sudah di-claim, ada sebelumnya berbentuk mantra magic yang dibacakan untuk pastikan panen yang bagus. Apa saja kebenaran tesis ini, dia mengaburkan ketidaksamaan yang bermanfaat di saat mulai ada kelas object terpisah yang disebutkan puisi, yang bisa dikenal, beberapa objek ini tak lagi dipandang karena peluang karakter penumbuh ubi, dan fenomena seperti itu. karena mereka kemungkinan dipandang sanggup sudah pensiun untuk lakukan usahanya pada jiwa manusia dan tidak langsung di dunia alam di luar.

Secara resmi, puisi bisa dikenal dari keterikatannya yang semakin besar pada minimal satu patokan lebih, baris, dibanding yang ada dalam formasi prosa. Ini mengganti penampilannya di halaman; dan nampaknya terang jika beberapa orang ambil kode dari performa yang berbeda ini, membaca dengan suara keras dengan suara yang paling berlainan dari suara biasa mereka, karena mungkin, sama seperti yang disebutkan Ben Jonson, puisi “bicara cukup di atas mulut manusia.” Bila, sebagai ujian deskripsi ini, beberapa orang dipertunjukkan puisi yang diciptakan sebagai prosa, tersering rupanya mereka akan membaca hasilnya sebagai prosa karena hanya seperti terlihat itu; yang memiliki arti jika mereka tak lagi dibantu saat membaca mereka oleh kesetimbangan dan perubahan garis dalam hubungannya dengan napas dan sintaksis.

Itu ialah pengertian minimum tetapi kemungkinan tidak seutuhnya tidak informatif. Kemungkinan cuma itu yang perlu dicoba dalam sebuah pengertian. Puisi ialah apa yang ada karena kelihatan semacam itu, dan kelihatan semacam itu karena kedengar semacam itu dan kebalikannya.

Puisi dan Prosa

Argumen orang inginkan sebuah pengertian untuk mengurusi kasus tepian, dan berikut yang pengertian, seakan-akan, tidak kerjakan. Maknanya, bila seorang bertanya pengertian puisi, tentu tidak pernah menyaksikan salah satunya object yang disebutkan puisi yang disebutkan merealisasikan puisi; kebalikannya, ia cukup percaya apa puisi pada dasarnya, dan argumennya inginkan pengertian ialah karena kejelasannya sudah dilawan oleh seseorang atau ia ingin mengurusi peluang atau terlihat pengecualian karena itu: karena itu pertikaian kekal mengenai membandingkan puisi dari prosa, yang cukup seperti membandingkan hujan dari salju — semuanya orang lumayan mampu melakukan, tetapi ada banyak cuaca yang tidak ke-2 nya.

Beberapa hal yang logis sudah disebutkan pada pertanyaan itu. Penyair T.S. Eliot menyampaikan jika sisi dari kesusahannya berada pada realita jika ada istilah tehnis syair yang mengikuti istilah puisi, sementara tidak ada istilah tehnis yang sama dengan untuk membandingkan sisi mekanis dari prosa dan membuat jalinan jadi simetris. Penyair Prancis Paul Valéry menjelaskan jika prosa jalan, puisi menari. Memang, dua istilah asli, prosus dan versi, masing-masing memiliki arti, “maju terus” dan “kembali”; dan ketidaksamaan itu memperlihatkan kecondongan puisi pada perulangan, macam, dan tindakan tambahan dari beberapa hal dan topik yang lain pada sebuah wujud berulang-ulang seperti bait atau bait.

Penyair Amerika Robert Frost menjelaskan secara cerdik jika puisi ialah apa yang ketinggalan dalam terjemahan, yang memperlihatkan persyaratan pembaruan yang nyaris ilmiah: bila sangsi, terjemahkan; apa saja yang ada ialah prosa, bekasnya ialah. Tetapi untuk pengertian yang demikian kronis, pengecualian yang terang ialah yang mengagetkan dan luar biasa: beberapa puisi paling besar di dunia berada di Authorized atau King James Version of the Bible, yang tidak cuma terjemahan tapi juga, seperti keberadaannya pada media bikin, tidak bisa dideteksi dengan syair atau prosa dengan bahasa Inggris tapi rather dengan irama karena suatu hal untuk ke-2 nya.

Kemungkinan ada langkah yang lebih bagus untuk ajukan pertanyaan dengan test simpel yang disentil di atas. Saat orang dihidangkan dengan rangkaian sisi yang diambil dengan acuh tidak acuh dari puisi dan narasi tapi semua diciptakan sebagai prosa, mereka akan memperlihatkan kecondongan menguasai untuk mengenali segala hal yang mereka bisa jadi prosa. Ini akan betul, cukup mengagetkan, bahkan juga bila puisi itu berima dan akan kerap betul bahkan juga bila puisi dalam formasi tipografi aslinya tidak asing untuk mereka.

Argumennya terlihat benar-benar simpel: pembaca mengenal puisi dari performanya di halaman, dan mereka menyikapi pakta di mana mereka mengenalnya dengan membacanya keras-keras dengan suara suara yang paling berlainan dari yang mereka aplikasikan pada prosa (yang, memang , mereka jarang-jarang membaca dengan keras benar-benar). Harus dipertambah jika mereka membuat ketidaksamaan ini tanpa membaca dengan keras; bahkan juga dalam kesunyian mereka memberi sebuah puisi perhatian yang lain atas sesuatu yang mereka beri pada prosa dalam dua langkah khususnya: dalam suara dan kecepatan.

Ketidaksamaan Khusus

Bukannya mencemaskan pengertian selanjutnya, kemungkinan sebagai kontribusi dan pencahayaan untuk memperlihatkan ketidaksamaan yang terang dan kuat di antara prosa dan puisi dengan perbedaan. Dalam beberapa bagian berikut seorang penulis prosa dan seorang penyair bicara mengenai subyek yang serupa, makin tua.

Saat sebelum berkeberatan jika perbedaan simpel mustahil meliputi semua bentang puisi dan prosa yang kemungkinan dibanding, pembaca harus menimbang sesaat ketidaksamaan apa yang diperlihatkan. Bagian-bagiannya anehnya paralel, karena itu sepadan, bahkan juga dalam makna formal; karena ke-2 nya terbagi dalam beberapa poin daftar dengan judul umum makin tua. Ketidaksamaan yang berarti ialah suara, kecepatan, dan object perhatian. Bila sisi prosa tertarik dengan karakter netral, material, terarah proses dari, dan puisi tertarik dengan apa yang hendak diartikan proses itu untuk seorang yang melewatinya, itu bukan kebenaran, tapi esensi; bila seorang membaca sisi prosa dengan ketertarikan untuk mendapatkan info, menulis konstruksi paralel tanpa dipengaruhi olehnya baik pada suara atau kecepatan, dalam membaca puisi dengan rasa gravitasi dan keseriusan yang lumayan besar, itu sebagai akar. Seorang bisa menjelaskan sesingkat kemungkinan jika ketidaksamaan di antara prosa dan puisi paling menonjol diperlihatkan dalam dua pemakaian kata kerja “jatuh”:

Untungnya, bila puisi nyaris mustahil untuk diartikan, benar-benar gampang untuk mengenalnya dalam pengalaman; bahkan juga anak-anak yang tidak terdidik juga jarang-jarang meragukannya saat ada:

Kemungkinan ada berkeberatan jika syair kecil ini kurang cukup penting dan memiliki bobot untuk jadi contoh puisi. Harus dikenang, bagaimana juga, jika itu sudah memberikan orang kesenangan hingga mereka terus menjelaskannya sampai dan kemudian dicatat, nyaris dua era lalu. Syair itu sudah bertahan, dan keberlangsungannya ada hubungan dengan kesenangan, dengan kegembiraan dan saat lagi masih hidup, berapakah banyak kreasi bahasa yang mengagumkan, beberapa buku sains, filsafat, teologi—telah turun, sepantasnya atau mungkin tidak, jadi debu dan keheningan. Terang, dia mempunyai wujud, formasi suara dalam hubungannya dengan pemikiran yang entahlah bagaimana membuat omong kosong yang membahagiakan jadi tertutup, komplet, dan tentukan. Tetapi permasalahan wujud yang cukup kacau-balau ini pantas mendapatkan judul dan contoh untuk dirinya.

Wujud Dalam Puisi

Beberapa orang sekarang ini yang bicara mengenai wujud dalam puisi nyaris selalu memiliki arti external seperti ukuran reguler dan sajak, dan tersering mereka berniat untuk singkirkan ini untuk kebebasan yang mereka kira harus ikuti tiadanya wujud dalam artian terbatas ini. Tapi pada realitanya sebuah puisi yang cuma mempunyai sesuatu akan disangsikan menariknya bahkan juga bila itu dapat exist. Dalam jalinan ini, penyair J.V. Cunningham bicara mengenai “konvergensi wujud, dan wujud aturan yang lain.

Ini ialah kebenaran wujud yang mengamankan puisi itu.” Karena puisi terbagi dalam beberapa bentuk intern dan cendekiawan dan beberapa bentuk yang dipaksa secara external dan telah ada awalnya tiap contoh tertentu, dan ini cukup tanpa ukuran dan sajak yang teratur; bila beberapa bentuk cendekiawan tidak ada, seperti pada syair kartu perkataan dan jingle iklan, tidak ada pukulan dan gebrakan yang hendak penuhi kemauan.

Benar-benar tidak bisa diambil kesimpulan jika penyair membuat puisinya dengan analitis yang meletihkan di atas untaiannya. Semua tekanan, kebalikannya, ialah jika ia tidak membuat daftar 8 atau 10 wujud dan membuatnya jadi sebuah puisi; memungkinkan itu “barusan tiba padanya.” Tapi contoh bisa berperan untuk memperlihatkan seberapa banyak model pemikiran yang jalan bersama dalam pelafalan sinetron tersurat ini dan kemelut antara banyak peluang sentimen yang kemungkinan ada sebagai respon padanya.

Dengan langkah ini, dengan kebenaran beberapa bentuk yang mengamankan puisi itu, orang bisa menyaksikan bagaimana jawab pertanyaan yang kerap ada mengenai walau pertimbangan mereka biasa, mereka sendiri secara misteri tidak. Seorang bisa menjawab berdasar contoh dan ringkasan yang dibuat darinya jika sebuah puisi bukan pemikiran tetapi pemikiran: bicaralah dengannya, dan dia akan bicara kembali, memberitahu Anda beberapa hal yang kemungkinan sudah Anda pikir sendiri tetapi entahlah bagaimana tidaklah sampai menjadikan satu mereka.

Tidak disangsikan kembali puisi ialah mode yang lebih simpel untuk pemikiran. Tetapi mungkin menjadi satu diantara mode terbaik yang ada. Tetapi, pada topik besar ini, akan lebih bagus untuk meneruskan tidak dengan pengertian tapi dengan perumpamaan dan interpretasi.